Kesekian kali
kami berpapasan dalam ruang waktu
Kali ini
bertatap muka, namun sepersekian detik
Kita tak bisa,
atau mungkin tak boleh lagi berseru dalam kalimat-kalimat syahdu
Hanya bisa
tertegun dalam remahan kertas di tangan
Ribuan kali
diri meminta agar cebol tak perlulah melihat bulan
Agar tak lagi
bermimpi dan mengungkit masa yang terlalu berat
Tapi, takdir
lagi-lagi tak bisa diajak kompromi
Mereka berjalan
semaunya sendiri
Dalihnya, ini
yang terbaik
Padahal makna
keadilan terlalu rancu untuk dijabarkan olehku
Hitungannya
sekali lagi di masa yang akan datang
Bagaimana lagi,
diri ini hanya boneka
Berjalan,
berlari, dan bahkan menutup mata itu diterima begitu saja
Bahkan ketika
tulang belulang remuk, sementara nafsu dan logika bersepakat,
Ya jalan
Andai takdir
bisa kita ajak kompromi
Maka aku ingin
berkata "Jera"
Qalam /
Bondowoso, 4 April 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar